RESENSI NOVEL "Sakura Wish"


IDENTITAS BUKU
Judul                          : Sakura Wish (Sakura Nozomi; Japanenese Story)
Penulis                       : Harumi Kawaii
Penerbit                    : Zettu
Tahun terbit             : Juli 2012
Tebal                          : 185 halaman
Kategori                    :  Roman (Romance)
Harga                         : Rp36.000,00

SINOPSIS
Yoshinara Keiko adalah murid baru di kelas tiga SMA Higashi Kyoto. Ia murid pindahan dari Tokyo. Kedatangannya di sekolah barunya ini menarik perhatian karena ia ramah, manis, murah senyum, cerdas dan pandai berolahraga. Setidaknya ada empat anak lelaki sekaligus yang menaruh minat padanya. Tachibana Ryuji, remaja yang hobi mendaki gunung, tanpa permisi meminta Keiko menjadi kekasihnya di hadapan semua teman sekelas dalam pesta ulang tahun ke tujuh belas Kazuhiko Naomi yang justru mencintai Ryuji sejak kelas satu. Awalnya Ryuji melakukan itu sengaja untuk membuat kesal Naomi yang tak bosan mengejarnya padahal sedikit pun ia tidak tertarik pada Naomi. Tetapi kemudian Ryuji benar-benar menyukai Keiko. Ia bahkan mengajak Keiko mendaki Gunung Fuji hanya berdua dengannya. Hubungan Keiko dan Ryuji menjadi semakin dekat. Tetapi Keiko masih belum menyadari perasaannya yang sesungguhnya. Karena di saat yang bersamaan, ia juga sedang dekat dengan Ishikawa Hiroyuki, cowok pendiam di kelas yang hampir tak pernah tersenyum dan irit bicara. Pertemuan mereka di tempat rahasia di bukit belakang sekolah, telah menyatukan keduanya. Mereka menamakan tempat itu dengan nama yang sama, Heavenly Garden. Di balik sikap dingin Hiroyuki, sebenarnya diam-diam ia menyukai Keiko. Tanpa sepengetahuan Keiko, Hiroyuki menggambar sketsa wajah Keiko hampir setiap hari sejak kedatangannya di sekolah ini.
Selain kedua pemuda itu, Keiko juga dekat dengan Takahiro Kenichi kapten basket sekolah sekaligus teman sebangkunya. Kenichi juga diam-diam menyukai Keiko. Tetapi Keiko hanya menganggap Kenichi sebagai sahabatnya. Kenichi sendiri tak pernah berani mengungkapkan perasaannya pada Keiko. Keiko seringkali dicemburui Nakano Miyuki yang tak suka melihat keakrabannya dengan Kenichi, karena diam-diam Miyuki menyukai Kenichi.
Keiko mengalami kebimbangan, siapakah lelaki yang akan dipilihnya? Tetapi belum sempat ia memilih, Ryuji sudah berpamitan padanya ingin mendaki Gunung Fuji yang bersalju di musim dingin sendirian. Padahal pendakian menuju Gunung Fuji di musim dingin ditutup. Ryuji nekat melewati Hutan Aokigahara yang terkenal angker karena menjadi tempat favorit warga Jepang yang putus asa untuk bunuh diri. Keiko melarang Ryuji pergi, bahkan rela menyatakan cinta pada Ryuji asalkan Ryuji mengurungkan niatnya menerobos Hutan Aokigahara. Tapi Ryuji tetap pergi. Ia berjanji akan kembali ke hadapan Keiko dan berharap saat ia kembali, Keiko sudah memutuskan memilih siapa yang dicintainya. Tetapi Ryuji tak pernah menepati janjinya. Ia tak kembali.

UNSUR INTRINSIK
a.     Tema              :
 Keraguan seorang gadis yang membawa penyesalan
b.     Penokohan  :
1.     Yoshinara Keiko            :
Ramah,baik hati, manis, murah senyum, cerdas, tulus, suka bercanda, supel, santai tapi serius, pandai berolahraga, perhatian, ikhlas
2.     Watanabe Daisuke      :
Dingin, berjiwa seni, menyukai tempat sunyi
3.     Yoshinara Aikawa(ayah Keiko)         :
Baik, perhatian, bijaksana
4.     Pak Guru            :
Ramah, Santun
5.     Pak Guru Yamamoto   :
Baik, ramah, bersemangat
6.     Izaki Hajime       :
Malas belajar, suka membuat masalah, kasar, cuek, cukup baik
7.     Takahiro Kenichi           :
Ramah, baik hati, mudah kesal, pandai berolahraga, tidak peka                    
8.     Nakano Miyuki :
Ramah, baik, agak cemburuan dan sensitif
9.     Ishikawa Hiroyuki        :
Misterius (tak pernah tersenyum),  tegas, tampan, cerdas, menyukai tempat sunyi, peduli, baik hati
10. Kazuhiko Naomi     :
Cantik, populer, iri hati, licik, fashionable, sinis
11.  Tachibana Ryuji                  :
Tak terlalu cerewet, tak terlalu dingin, tampan, hobinya naik gunung, baik hati, ramah, suka bercanda, nekat
12. Bu Michiko (ibu Kenichi) :
Baik, ramah
c.      Alur    :
Maju; karena cerita di novel ini diceritakan dari awal sampai akhir cerita
d.     Sudut Pandang       :
Sudut pandang orang ke-3 (tiga) dan sudut pandang diaan terbatas
e.     Gaya Bahasa            :
Bahasa yang digunakan dalam novel ini cukup ringan dan mudah dipahami namun, karena novel ini merupakan novel terjemahan dari bahasa Jepang banyak gabungan bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.



f.       Latar (setting)         :
1.     Tempat    :
-         Shinkansen (kereta berkecepatan tinggi)
-         Kota tua Kyoto
-         Bus sekolah
-         SMA Higashi
-         Ruang guru
-         Ruang kelas
-         Kantin
-         Lapangan basket outdoor di SMA Higashi
-         Bukit belakang sekolah (Heavenly Garden)
-         Gerbang sekolah
-         Rumah Keiko
-         Rumah Kenichi
-         Rumah Naomi
-         Gunung Fuji
-         Stasiun kedelapan
-         Puncak Gunung Fuji
-         Kedai teh kecil
-         Depan rumah Keiko
-         Hutan Aokigahara
-         Maruyama Park
-         Universitas Kyoto
2.     Waktu     :
-         Pagi hari (saat akan berangkat ke sekolah; saat tiba di puncak Gunung Fuji sekitar pukul 4.55 pagi)
-         Sepulang sekolah (kira-kira sore hari)
-         Sore hari; sekitar pukul 5 dan 6 sore
-         Malam hari (perjalanan pulang keruamah; didepan rumah)
-         Subuh; sekitar jam 2 dan 3 dini hari
-         Jam istirahat (disekolah)
3.     Suasana  :
-         Kecewa                                             - Menyesal
-         Tegang                                              - Mengikhlaskan
-         Menyenangkan                              - Ceria
-         Tenang
-         Gugup(terkejut)
-         Romantis
-         Ketakutan
-         Menyedihkan
-         Mencekam
-         Menyakitkan

AMANAT
ü Jangan takut untuk memulai hidup yang baru.
ü Selalu mencoba tersenyum dan ikhlas dalam keadaan sepahit apapun.
ü Sebelum semuanya terlambat, cinta pun harus diputuskan dari awal jangan sampai keraguan membawa penyesalan.
ü Cobalah untuk mengikhlaskan, bagaimanapun juga kita akan hidup di masa depan. Masa lalu cukup dijadikan sebagai pelajaran yang berharga, jangan sampai kita terjebak dengan masa lalu sehingga tak mampu melangkah di masa depan. Cobalah untuk bangkit dan terus berjuang dalam menjalani kehidupan.

UNSUR EKSTRINSIK
1.     Nilai Agama  :
Cobalah untuk menjalani kehidupan sekalipun dalam keadaan sulit, dan tetap percaya bahwa semua akan indah pada waktu-Nya.
2.     Nilai Budaya :
Saling menghormati satu sama lain, baik tua maupun muda.
Tetap mencintai, meneruskan, dan menjaga budaya dari Negeri kita sendiri.
3.     Nilai Sosial    :
Kita harus saling mengasihi, saling membantu, dan saling mendukung dengan orang-orang yang berada disekitar kita.
4.     Nilai Moral   :
Bersikaplah bijak dalam melakukan sesuatu, berpikirlah sebelum bertindak, jangan saling menjatuhkan , dan hormatilah orang tua.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
KELEBIHAN   :
Novel Sakura Wish ini, bukan hanya sekedar novel fiksi tapi kisah nyata kehidupan remaja yang apa adanya. Novel ini menceritakan seorang anak remaja yang seberapa pun besarnya kecewa dan tersakiti tidak akan lemah dan menyerah begitu saja, tetapi tetap mencoba bangkit dan terus menjalani kehidupan.  Novel ini akan mengajarkan rasa kehilangan, kecewa bahkan penyesalan. Namun ada yang lebih penting dari ketiga hal itu, yaitu mengikhlaskan, bagaimanapun juga kita akan hidup di masa depan. Masa lalu cukup dijadikan sebagai pelajaran yang berharga, jangan sampai kita terjebak dengan masa lalu sehingga tak mampu melangkah di masa depan. Jadi, novel terjemahan ini mengandung begitu banyak unsur-unsur moral yang dapat memotivasi para pembacanya.

KEKURANGAN         :
Pada novel Sakura Wish ini, ada beberapa pemborosan kata seperti :
1.     …………..dalam kereta shinkasen…………. ( Hal:1)
Seharusnya dalam kalimat tersebut kata ‘kereta’ tidak gunakan. Orang Jepang sendiri mengucapkan shinkasen tidak disertai dengan kereta (shinkansen no rensha) karena shinkansen sendiri artinya kereta berkecepatan tinggi.
2.     “Ia hanya merasa sedikit berat harus meninggalkan teman-temannya sekolahnya di Tokyo.”…………………………. (Hal:2)
Pada kalimat tersebut terdapat pemborosan kata –nya pada ‘teman-temannya’ seharusnya dihilangkan.
3.     “おはようございます Ohayou gozaimasu (selamat pagi), 先生 sensei (Pak Guru) sapa Keiko……………………....(Hal:4)
Pemborosan kalimat lainnya yaitu di cantumkan beberapa kata dan kalimat dalam tulisan hiragana/kanji (tulisan Jepang) yang kurang efektif. Karena tidak semua pembaca di Indonesia mengerti tulisan Jepang.
4.     “Aku ingin kau menemaniku mendaki Gunung Fujiyama.” Jawab Ryuji sambil tersenyum ……………………………......(Hal:16)
Seharusnya dalam kalimat tersebut kata ‘yama’ tidak digunakan. Karena kata ‘yama’ dalam bahasa Jepang sendiri berarti ‘Gunung’ jadi jika kalimat itu diterjemahkan akan menjadi “…….Gunung Fuji gunung”. Oleh sebab itu seharusnya kalimat itu hanya menjadi “…… Gunung Fuji.”

Dari segi konflik, cerita kurang greget karena sedikit sekali kata-kata romantisnya. Padahal si tokoh utama dibiarkan bimbang oleh dua cowok, namun hanya satu cowok saja yang selalu bersamanya. Seandainya lebih banyak kata-kata romantis, novel ini bakalan lebih keren. Dari segi alur ceritanya sih sudah mengalir.


SARAN
Jika ada penggabungan kata bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, hendaklah diperhatikan bagaimana terjemahannya nanti. Seperti kalimat berikut ini :
…………..dalam kereta shinkasen………….
Seharusnya dalam kalimat tersebut kata ‘kereta’ tidak gunakan. Orang Jepang sendiri mengucapkan shinkasen tidak disertai dengan kereta (shinkansen no rensha) karena shinkansen sendiri artinya kereta berkecepatan tinggi.
………….Gunung Fujiyama……………………
Seharusnya dalam kalimat tersebut kata ‘yama’ tidak lagi digunakan. Karena kata ‘yama’ dalam bahasa Jepang sendiri berarti ‘Gunung’ jadi jika kalimat itu diterjemahkan akan menjadi “…….Gunung Fuji gunung”. Oleh sebab itu seharusnya kalimat itu hanya menjadi “…… Gunung Fuji.”
Kalaupun  ingin memasukan kata ‘kereta’ atau kata ‘yama’ karena mungkin orang Indonesia tidak semuanya tahu mengenai Shinkansen ataupun kata ‘yama’ , menurut saya lebih baik ada penjelasan terpisah mengenai kalimat-kalimat dalam bahasa Jepang tersebut.
Ceritanya sudah sangat bagus, tapi klimaks dari konflik dicerita ini belum terlalu menegangkan. Jadi hendak ditambahkan konflik yang lebih seru dan menarik lagi.
Saat menerjemahkan novel, terjemahkanlah secara lebih ringan lagi agar ceritanya bisa lebih mudah dimengerti oleh para pembaca.

KESIMPULAN
Novel Sakura Wish ini, sangat cocok untuk orang yang ingin mengenal Jepang lebih jauh karena dalam novel ini menceritakan setting tempat  kota tua Kyoto yang terkenal juga sebagai kota kebudayaan secara gamblang dan rinci. Dan kamu bakalan nemuin informasi lokasi indah ketika Sakura bermekaran di kyoto. Kyoto memang objek wisata bagi para wisatawan. Novel ini juga menyuguhkan rute pendakian ke Gunung Fuji bagi teman-teman yang punya rencana mendaki ke Gunung Fuji, selain itu ada juga informasi mengenai Harajuku style.
Novel ini juga banyak mengandung kosakata Jepang yang bisa dipakai sehari-sehari. Jadi dengan membaca novel ini kita juga bisa sekaligus belajar bahasa Jepang yang biasa dipakai sehari-hari.

Komentar

  1. Terimakasih ini sangat membantu tugas saya :))

    BalasHapus
  2. Terima kasih ini sangat untuk tugas bahasa indonesia saya

    BalasHapus
  3. trimakasih sangat membantu saya dalam penokohan di novel sakura wish

    BalasHapus
  4. Terimakasih ini sungguh membantu sy dalam tugas bahasa indonesia mengidentifikasi novel😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Aliran - aliran Gereja dan Kronologis Perpecahan

PUISI 30 baris "Pemilik Hidupku"